Landasan Psikopendagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMA yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
• Implementasi pada Kurikulum 2013 Landasaan Psikopendagogis tercermin pada KI 2 yaitu tentang :
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
• Implementasi Landasan Psikopendagogis dalam Silabus Kurikulum 2013 :
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Kelas
X
|
Kelas
XI
|
Kelas
XII
|
2.3
Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah
|
4.3
Membuat karya tulis tentang pemikiran dan peristiwaperistiwa penting di Eropa
antara lain: Merkantilisme, Renaissance,
Reformasi
Gereja, Revolusi Industri yang berpengaruh
bagi
Indonesia dan dunia
|
2.1
Menunjukkan sikap empati terhadap para pejuang dan
mengamalkan
nilainilai kejuangan para pahlawan dalam kehidupan seharihari.
|
3.4
Menganalisis ilmu sejarah
|
3.4
Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis,
Amerika,
Cina,
Rusia dan Indonesia) dan
kehidupan
umat manusia pada masa itu dan masa kini
|
2.3
Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, kerjasama dan proaktif yang
dipelajari
dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam
berpartisipasi
menyelesaikan
permasalahan
bangsa dan negara Indonesia.
|
4.4
Menyajikan hasil telaah tentang peristiwa sebagai karya sejarah, mitos, dan
fiksi dalam bentuk tulisan.
|
3.5
Menganalisis hubungan
perkembangan
faham-faham besar seperti nasionalisme,
liberalisme,
sosialisme, demokrasi, Pan Islamisme dengan gerakan nasionalisme di Asia-Afrika
pada masa itu dan masa kini.
|
3.2
Mengevaluasi sejarah organisasi global dan regional
diantaranya:
GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, MEE, GATT,
WTO,
NAFTA dan CAFTA
|
3.5
Menganalisis cara berpikir sejarah dalam mempelajari peristiwa-peristiwa
sejarah
|
3.6
Menganalisis pengaruh PD I dan PD II terhadap kehidupan politik,
sosial-ekonomi dan
hubungan
internasional (LBB,
PBB),
pergerakan nasional dan
regional.
|
3.3
Mengevaluasi sejarah kontemporer dunia antara lain
runtuhnya
Pakta Warsawa, Uni Soviet, Jerman Bersatu,
Konflik
Kamboja, Perang Teluk,
Apartheid
di Afrika Selatan, Konflik Yugoslavia dan
terorisme
dunia bagi kehidupan sosial dan politik global.
|
4.5
Menerapkan cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang
dipelajarinya, dalam berbagai bentuk presentasi
|
3.10
Menganalisis akarakar nasionalisme Indonesia pada
masa
kelahirannya dan pengaruhnya bagi masa kini
|
3.5
Mengevaluasi secara
kritis
peristiwa revolusi nasional dan sosial yang terjadi pada awal-awal
kemerdekaan.
|
3.6
Menganalisis berbagai bentuk/jenis sumber sejarah.
|
3.11
Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
artinya bagi
kehidupan
berbangsa dan
bernegara
pada masa itu dan masa kini.
|
3.6
Mengevaluasi secara
kritis
hubungan kausalitas kebijakan politik dan pemberontakan antara tahun 1948
–1965.
|
4.6
Menyajikan hasil analisis jenis sumber, peran sumber dan keterkaitannya
dengan kejadian sejarah, dalam berbagai bentuk presentasi.
|
|
|
3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan
langkah-langkah penelitian Sejarah
terhadap
berbagai peristiwa Sejarah
|
|
|
4.7
Melakukan penelitian sejarah secara sederhana
dan
menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian
|
|
|
3.8
Menganalisis keterkaitan
perbedaan
ciri-ciri dari historiografi tradisional, kolonial dan modern
|
|
|
Bab II
Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah
A. Pengertian
2. Pendidikan Sejarah merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan kesejarahan dari serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik.
3. Mata pelajaran Sejarah merupakan kajian mengenai ilmu sejarah pada jenjang pendidikan SMA tentang berbagai peristiwa sejarah dalam masyarakat dan bangsa Indonesia pada masa lampau, masyarakat dan bangsa lain di luar Indonesia sejak zaman yang paling tua sampai zaman terkini.
B. Rasional
3. elajaran Sejarah ditujukan untuk membangun memori kolektif sebagai bangsa agar mengenal bangsanya dan dijadikan landasan dalam membangun rasa persatuan dan kesatuan.
4. Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
5. Peristiwa Sejarah adalah hasil kajian yang dapat digunakan sebagai materi pendidikan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis sejarah, penerapan kemampuan sejarah, wawasan kesejarahan, dan kesadaran sejarah.
C. Tujuan
1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia melalui pengalaman sejarah bangsa Indonesia dan bangsa lain.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking), keterampilan sejarah (historical skills), dan wawasan terhadap isu sejarah (historical issues), serta menerapkan kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa kini.
7. Memahami dan mampu menangani isu-isu kontroversial untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.
8. Mengembangkan pemahaman internasional dalam menelaah fenomena aktual dan global.
Bab III
Kurikulum 2013
A. Rasional
Untuk memenuhi tuntutan dan menjawab tantangan tersebut maka dirumuskan SKL yang bersifat umum dan mendasar yang menggambarkan lulusan sebagai insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual, sikap sosial, dan keterampilan yang memadai.
B. Prinsip-prinsip Pengembangan
Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
C. Perubahan dan Inovasi
• Sesuai dengan dan pada batas-batas tertentu dapat diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan. Pengembangan Kurikulum 2013 juga menekankan penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi,penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
• Pendekatan scientific dalam proses pembelajaran juga merupakan perubahan penting dalam komponen Kurikulum 2013.Dalam proses pembelajaran peserta didik dilatih dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan tahapan-tahapan keilmuan yang jelas dan tersistem. Tahap-tahap itu dimulai dari mengamati,menanya, mencoba, menalar, dan mengembangkan jejaring atau komunikasi.
Bab IV
Desain Pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah
A. Kerangka Pembelajaran
Adapun keterkaitan diantara Kompetensi Dasar (KD) dari KI 1,KI 2,KI 3,dan KI 4 adalah bahwa ketika dalam pembelajaran selalu dimulai dari pengetahuan apa yang akan dipelajari. Pengetahuan tersebut berada pada KD dari KI 3 yang berisi tentang materi-materi yang akan dipelajari. Melalui materi-materi itulah diharapkan peserta didik memiliki keterampilan yang diharapkan seperti yang menjadi tuntutan pada KD di KI 4.
Beberapa Pengalaman Belajar itu terkait dengan :
1. Pengembangan ranah kognitif, atau pengembangan kemampuan berpikir dapat dilakukan dalam bentuk penguasaan materi dan pemberian tugas dengan unjuk kerja; mengetahui,memahami,menganalisis dan mengevaluasi.
2. Pengembangan ranah afektif atau pengembangan sikap (sikap sosial) dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar dengan beberapa sikap dan unjuk kerja: menerima, menghargai, menghayati, menjalankan dan mengamalkan.
B. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran akan menjadi bermakna jika peserta didik mengalami sendiri setiap proses pembelajaran melalui aktivitas yang aktif dan dapat menggunakannya sehari-hari. Pengetahuan yang mereka (peserta didik) dapatkan bukan berasal dari informasi dari guru namun berasal dari usaha eksplorasi (menggali) informasi peserta didik sendiri melalui aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
C. Pendekatan Pembelajaran
Untuk mewujudkan prinsip pembelajaran dimaksud maka Kurikulum 2013 mengamanatkan untuk menggunakan pendekatan ilmiah (scientific) dalam proses pembelajaran.
Beberapa Prinsip yang perlu di perhatikan dalam pembelajaran sejarah di SMA/MA :
1. Pembelajaran Sejarah didasarkan atas kesinambungan apa yang terjadi di masa lampau dengan kehidupan masa kini, antara peristiwa sejarah tingkat nasional dan tingkat lokal, dan pemahaman peristiwa sejarah di tingkat lokal berdasarkan keutuhan suatu peristiwa sejarah.
3. Dalam mengembangkan keterkaitan antara peristiwa sejarah di tingkat nasional dan tingkat lokal, dalam tugas setiap peserta didik diarahkan untuk mengkaji peristiwa sejarah di daerahnya, terutama peristiwa sejarah sejak masa pergerakan nasional, dan membuat analisis mengenai keterkaitan dan sumbangan peristiwa tersebut terhadap peristiwa yang terjadi di tingkat nasional.
7. Peserta didik diberi kebebasan dalam memilih peristiwa sejarah nasional untuk setiap periode dan peristiwa sejarah daerah yang terkait dengan periode yang dibahas. Sejak awal tahun, guru sejarah di suatu SMA/MA, SMK/MAK sudah harus menentukan berapa banyak peristiwa sejarah tingkat nasional dan tingkat daerah yang harus dipelajari peserta didik dalam satu rancangan keseluruhan pendidikan sejarah.
D. Strategi dan Metode Pembelajaran.
Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran bukan metoda mengajar karena itu dapat digunakan project-based learning (peserta didikmemilih suatu peristiwa sejarah dan dibahas secara individual atau kelompok selama satu semester) atau cooperative learning (belajar dalam kelompok heterogin dimana yang lebih banyak pengetahuannya dan kemampuannnya membantu yang kurang dalam berbagai bentuk).
Implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan menggunakan strategi dan metode yang mengaktifkan anak menjadi ciri pembeda Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya.
Bab V
Model Pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah
• Mata pelajaran sejarah diposisikan sebagai mata pelajaran tentang cara berfikir keilmuan, pemahaman berbagai peristiwa sejarah yang menurut kategori ilmu adalah peristiwa penting, dan berbagai ketrampilan yang diperlukan dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu sejarah. Oleh karena itu kualitas seperti berpikir kronologis, pemahaman sejarah, kemampuan analisis dan penafsiran sejarah, kemampuan penelitian sejarah, kemampuan analisis isu dan pengambilan keputusan (historical issues-analysis and decision making) menjadi tujuan penting dalam mata pelajaran sejarah.
A. Model Pembelajaran Sejarah
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini sangat mendukung implementasi Kurikulum 2013, terutama yang terkait dengan tahapan proses pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah ini peserta didik akan mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan seharihari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar