Translate

Selasa, 21 Oktober 2014

Contoh Laporan Etnografi desa






 
BAB I
PENDAHULUAN


Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, di mana setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.Begitu juga dengan hasil penelitian yang saya susun ini.Saya meneliti daerah tempat tinggal saya sendiri yang terletak di Kabupaten Tulungagung bagian Barat, tepatnya di Desa Kates, Kecematan Kauman.Penelitian etnografis ini merupakan tugas UAS mata kuliah Antropologi yang dibebankan pada setiap individu untuk meneliti etnografi yang ada di tempat asalnya.Selain itu juga bertujuan meningkatkan motivasi dalam mempelajari dan menggali materi-materi Antropologi melalui observasi dan wawancara.
Desa Kates adalah Desa berpenduduk 4672 jiwa (berdasarkan Sensus Penduduk 2011/2012) yang berlokasi di Kecamatan Kauman, 10 kilometer dari ibukota Kabupaten Tulungagung. Hampir 99% penduduk Desa Kates adalah keturunan jawa asli, sementara sisanya yang sebagian kecil merupakan pendatang yang kemudian menetap. Penduduk di desa ini menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari.
Keseluruhan penduduknya beragama Islam yang didominasi oleh warga Nahdliyin.Penduduknya juga sebagian besar sudah mengenyam pendidikan dan sudah mengenal IPTEK.Keadaan penduduk disini juga beragam, diantaranya ada yang bekerja sebagai wiraswasta, petani, pekerja pabrik, kuli bangunan bahkan masih ada yang pengangguran.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi tentang kondisi etnis suatu daerah, meliputi sumber daya alam dan manusianya, aspek sosiokultural, spiritual, ekonomi serta hal-hal lain yang menjadi ciri pembeda daerah tersebut dengan daerah lainnya.Laporan ini disusun sesuai dengan keadaan sebenarnya dan diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada sesepuh kampung atau warga daerah tersebut.



BAB II
PEMBAHASAN


II.1. Kondisi Geografis

A.      Letak  dan Luas
Desa Kates terletak di Kecamatan Kauman, sebelah Barat Kabupaten Tulungagung, dengan batas-batas sebagai berikut
Utara     : Desa Bungur
Timur    : Desa Banaran
Selatan  : Desa Karanganom
Barat     : Desa Segawe
Luas Desa Kates 776,025 Ha dan terbagi menjadi 3dusun yakni Jatisari,Kebonduren dan Sendung.

B.        Keadaan Alam
Desa Kates Terletak di daerah Perbukitan .Dan Sebagian Besar wilayahnya merupakan  Bukit, sehingga Banyak orang yang bekerja sebagai petani dan peternak.Daerah ini mendapatkan curah hujan yang cukup dengan suhu udara yang cukup tinggi.

C.      Keadaan Penduduk
Berikut keadaan jumlah  penduduk Desa Kates, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung.
Jumlah penduduk            : 4672 jiwa (sensus 2011/2012)
Laki-laki                        : 2.347 jiwa
Perempuan                        : 2.325 jiwa
Kepala keluarga          : 1.521 jiwa



II.2.Asal mula dan sejarah suku bangsa

Setiap Desa pasti memiliki sejarah tersendiri mengenai bagaimana terbentuknya desa mereka dan dari mana asal warga mereka yang sekarang bermukim di desa tersebut. Seperti halnya yang akan dibahas pada bab ketiga ini, mengenai sejarah Desa Kates.
Tak ada data tertulis mengenai sejarah berdirinya Desa Kates ini. Namun  menurut salah satu sesepuh disini, nama Kates diambil dari sebuah sumur peninggalan seorang wali yang pernah bermukim di desa ini. wali tersebut membuat sumur karena beliau ingin minum dan tidak menemukan sumber air tawar. Sehingga beliaupun membuat sumur tersebut.
Sumur tersebut bisa mengeluarkan air yang cukup banyak dengan sendirinya sampai tumpah ke jalan dan terkadang air dalam sumur tersebut juga bisa mendidih tanpa ada yang memasaknya. Sehingga warga dahulu meyakini bahwa air dalam sumur tersebut hidup atau urip(bahasa jawa) dan akhirnya nama perkampungan tersebut dinamakan Banyuurip.
Namun keberadaan sumur tersebut masih simpang siur.Ada yang mengatakan sumur tersebut berada di tengah-tengah sebuah telaga yang dinamakan Guaru. Namun ada juga yang mengatakan sumur tersebut ditutup kembali oleh warga dikarenakan takut sumur tersebut akan meluas dan membanjiri desa.

II.3. Bahasa
Di Desa Kates ini penduduknya menggunakan bahasa jawa pada kehidupan sehari–hari. Bahasa jawa yang digunakan dibedakan menurut lawan bicara yang dihadapi, misalnya untuk berbicara dengan orang atau teman sebaya menggunakan bahasa jawa ngoko, sedangkan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dipergunakan bahasa jawa kromo atau bahasa jawa yang lebih halus tingkatannya daripada bahasa jawa ngoko.
Selain bahasa jawa, terkadang penduduknya juga menggunakan bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia biasanya digunakan dalam acara yang bersifat resmi atau berada dalam suatu lembaga yang resmi, seperti ketika berbicara dengan guru dalam kelas.






II.4. Sistem Religi
Dalam sistem religi, jarang sekali ditemui masyarakat yang menganut aliran kepercayaan tertentu. Masyarakatnya keseluruhan beragama islam yang terbagi atas warga Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Namun mereka tetap hidup rukun meskipun ada sedikit perbedaan dalam ritual keagamaan.
Mereka masih menganut adat Jawa, disini dapat terlihat dari kehidupan sehari–hari seperti tahlil dan do’a untuk orang yang sudah meninggal. Hal ini dilakukan selama 7 hari berturut- turut setelah meninggalnya, dilanjutkan 40 harinya, 100 hari sampai 1000 harinya. Mereka menyerahkan semua urusan dunia dan akhirat kepada Tuhan Yang Maha Esa termasuk urusan hidup dan mati.
Dalam menyambut hari-hari besar agama islam, mereka juga melakukan selamatan. Seperti ketika akan menyambut hari raya idul fitri dan idul adha mereka melakukan selamatan dengan membaca tahlil dan do’a bersama-sama dan membuat jajanan khusus yaitu apem. Jajanan apem sendiri diambil dari kata afwun yang artinya pengampunan. Jadi, jajan apem dimaknai sebagai ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pada waktu pelaksanaan hari raya idul fitri dan idul adha mereka sudah mendapat ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa dan bisa melaksanakan ritual keagamaan dengan khusuk.
Selain itu mereka juga melakukan selamatan pada saat Maulid Nabi Muhammad SAW, 10 Muharram, 15 Sya’ban atau nisfu sya’ban, 27 Rajab dan hari-hari besar lainnya.Para penduduk secara sukarela membawa berbagai macam makanan dan buah-buahan, makanan tersebut diletakkan di serambi masjid kemudian penduduk duduk saling berhadapan di depan makanan-makanan itu, setelah pemuka agama membacakan doa para penduduk berebut untuk mendapatkan berbagai makanan yang ada. Mereka selalu rutin melakukan selamatan tersebut setiap tahunnya.



II.5. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi atau kegiatan ekonomi yang akan dibahas pada penelitian Etnografi ini lebih mengacu pada sistem mata pencaharian hidup. Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha yang dilakukan oleh setiap warga demi memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk mendapatkan barang dan jasa. Tidak satupun warga desa ini bahkan masyarakat di Negara ini , baik prasejarah maupun modern, yang tidak memiliki sistem mata pencaharian hidup. Namun demikian, masing-masing generasi memiliki cara atau metode sendiri-sendiri saat melakukan kegiatan ekonomi tersebut.Masyarakat disini pada umumnya bekerja sebagai wiraswasta, nelayan, petani, dan kuli bangunan.
Sejak tahun 1990 sampai sekarang, masyarakat DesaKates banyak yang merantau ke pulau tetangga yaitu pulau Bali menjadi seorang wirausaha. Mereka menjadi wirausaha di Pulau Bali karena pekerjaan dirumah tidak bisa menjamin kehidupan mereka. Sehingga mereka bertekat pergi merantaumeskipun banyak pekerja’an di daerah.
Selain itu juga tidak sedikit mereka yang bekerja sebagai Peternak.Hampir setiap hari warga Desa ini pergi mencari rumput demi memenuhi kebutuhan hidup Ternaknya .Untuk warga yang tidak memiliki Ternak mereka memilih bercocok tanam di Kebun ataupun di Persawahan.Di daerah persawahan mereka biasanya menanam padi, jagung, dan kacang-kacangan,. Sedangkan untuk yang di daerah hutan dan perbukitan biasanya di tanami Tebu .Bercocok tanam biasanya dilakukan dalam waktu yang tidak serentak namun disesuaikan dengan musim dan keadaan tanah. Apabila musim sedang berpihak pada penanaman kacang-kacangan maka harusnya ditanami kacang bukan dengan menanam jagung karena hasilnya pasti tidak dapat dinikmati.
Akan tetapi setelah banyak masyarakat yang sukses menjadi wirausahawan di pulau bali, masyarakat banyak yang beralih pekerjaan menjadi pekerja di industri tersebut. Ini dikarenakan gaji yang didapatkan lebih banyak daripada bekerja sebagai peternak atau petani.Namun mayoritas yang bekerja merantau merupakan kaum remaja yang berumur antara 19-25 thun .






II.6. Sistem Teknologi
Dalam kehidupan sehari- hari, mereka sudah menggunakan peralatan modern.Dalam bidang pertanian, alat – alat yang digunakan sudah sedemikian modern. Dalam membajak sawah misalnya, petani tidak lagi menggunakan tenaga kerbau tetapi telah beralih ke traktor dan alat – alat pertanian lain yang juga modern. Selain itu para Peternak disini juga sudah menggunakan Kendaraan motor Dalam mencari pakan ternakmereka ,mereka sudah tidak berjalan kaki lagi .
Dalam bidang trasportasi, untuk menuju dan keluar desa ini dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.Bahkan hampir setiap rumah sudah memiliki kendaraan bermotor. Untuk Ibu rumah tangga dalam memasak juga sudah menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam seperti magic com, panci dan penggorengan serta menggunakan kompor dengan bahan bakar minyak atau gas (LPG).

II.7. Sistem Pengetahuan
Setiap suku bangsa memiliki seperangkat pengetahuan, hasil dari akumulasi pengalaman secara turun-temurun melalui proses belajar dari masyarakat lain. Setiap suku bangsa biasanya mempunyai pengetahuan tentang alam sekitar, pengetahuan flora dan fauna, sistem pengobatan sifat dan tingkah laku manusia, dan pengetahuan tentang ruang dan waktu lainnya.
Sistem pengetahuan dalam hal ini merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu masyarakat yang  berfungsi sebagai penunjang kehidupan. Berikut beberapa sistem pengetahuan yang dianut oleh warga Desa Kates, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung.
1.   Pengetahuan mengenai bentuk dan cahaya bulan sebagai pengganti kalender yang mengacu pada tahun Hijriah.
2.    Sistem kalender berdasarkan bulan (astronomi).










II.8. Kesenian
Di Desa Kates ini kesenian yang ada banyak sekali jumlahnya. Kesenian yang masih ada hingga sekarang diantaranya kesenian jaranan,Kesenian wayang dan lain lain. Kesenian jaranan sangat sering di tampilkan bahkan di setiap dusun pun memiliki grup kesenian jaranan . Kesenian Jaranan Termasuk salah satu kesenian di sini yang paling di gemari.Selain itu juga ada kesenian yang bernama “ Tibak’an” sejenis musik–musik yang bernafaskan islam. Alat–alat yang digunakan seperti halnya kendang, bedug, dll.Digunakan untuk mengiringi sholawat nabi pada saat acara pernikahan.
Kesenian yang paling digemari orang-orang tua disini adalah kesenian wayang kulit dan sejenisnya.Ini dapat dilihat dari banyaknya penonton wayang jika kesenian ini digelar di Desa adalah kelompok masyarakat yang berusia lanjut.Sedangkan mayararakat yang usianya yang lebih muda khususnya remaja lebih menyukai musik – musik yang seperti kita sering dengar saat ini.
II.9. Organisasi Sosial
Organisasi yang ada di Desa Kates ini banyak sekali macamnya. Dalam menjaga rasa kebersamaan dan kekeluargaan, dibentuk organisasi-organisasi seperti Karang Taruna untuk para pemuda sebagai generasi penerus dan Remas bagi para remaja yang aktif dalam kegiatan kerohanian Islam.Selain ada organisasi untuk para remaja, juga ada organisasi untuk para penduduk bahkan ada pula organisasi untuk para ibu.dan ada juga untuk para petani yang ada di desa Kates.
  1. Organisasi untuk remaja diantaranya :
  • Karang taruna
  • Remas ( Remaja Masjid)
  • IPNU-IPPNU
  1. Organisasi untuk penduduk Desa diantaranya :
  • LPM ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)
  • LKM ( Lembaga Keswadayaan Masyarakat)
  • PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)
  • Kelompok Tani

BAB III
KESIMPULAN

Setiap desa atau daerah pasti mempunyai budaya dan ciri khas sendiri-sendiri yang membuat daerah itu berbeda dengan daerah lainnya, baik itu berupa kesenian, makanan khas, bahasa daerah, maupun adat istiadat.Setiap desa juga pasti mempunyai sejarahtersendiri mengenai bagaimana terbentuknya Desa mereka dan dari mana asal warga mereka yang sekarang bermukim di Desa tersebut.
Keanekaragaman tersebut merupakan suatu anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai harganya.Kita wajib bersyukur dan berusaha menjaga kelestariannya agar tidak punah ditelan zaman.Semua kekayaan itu tidak patut dibeda-bedakan dan dipermasalahkan, kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terpecah belah sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika.Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus bangsa harus mencintai dan melestarikan kebudayaan daerah dan nasional di tengah-tengah era globalisasi ini, agar anak cucu kita kelak bisa mengetahui dan mengenal budayannya masing-masing.

1 komentar: